MAKALAH
KALIMAT
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Imam Syafi`i
Muaddin
Zainuddin Akhkam
Ubaidillah
Ahrori
Syamsul Arifin
Siti Mukarromah
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI
ILMU TARBIYAH “MIFTAHUL ULUM”
KEDUNGDUNG
MODUNG BANGKALAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang memberi rahmat dan karunia kepada makhluk-Nya
yang berusaha dan bekerja sepenuh hati. Penyusun menyadari bahwa makalah
ini dapat disusun dan dibuat tak lepas dari kemahakuasaan Tuhan.
Untuk itu sujud penyusun sembahkan untuk-Nya.
Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas makalah Bahasa Indonesia dengan judul “KALIMAT
” ini disadari penulis bahwa banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyajiannya, untuk itu diharapkan bimbingan, arahan dan perbaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada Dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia serta terima
kasih penulis sampaikan pula kepada seluruh teman-teman mahasiswa seangkatan
yang telah ikut berjuang dan saling membantu selama proses perkuliahan sampai
dengan Penyusunan makalah ini.
Semoga aktivitas yang kita
laksanakan beroleh karunia dan Ridho dari Allah Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Modung, 22 0ktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..……ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang…………………………………………………………….………………1
B.
Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
C.
Tujuan……………………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat………………………………………………………………………...2
B. Unsur-unsur kalimat……………………………………………...……………………….2
C. Jenis-jenis kalimat…………………………………………………………...……………3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………….…………………………………...……...13
B. Saran……………………………………………………………………….…………….13
Daftar Pustaka………………………………………………………………………..…………14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal yang menyebabkan
kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain karena melalui
kalimat lah seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Untuk dapat
berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu
kalimat.
Kalimat adalah bagian
ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan
intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi
final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya,
atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan
bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak
mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat
harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud
penuturannya.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah yang kami susun yaitu:
1. Apa pengertian dari kalimat ?
2. Apa saja unsur-unsur dari kalimat ?
3. Apa saja jenis-jenis dari kalimat ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan makalah yang kami susun, yaitu
untuk mengetahui:
1.
Pengertian
kalimat
2.
Unsur-unsur
kalimat
3.
Jenis-jenis
kalimat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan
bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan
maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun
dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti
oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi
ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda
seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik
dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada
wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi
yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan.
B.
Unsur - Unsur Kalimat
Adapun unsur-unsur kalimat yaitu:
1.
Predikat
Predikat adalah bagian
kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana
subjek (pelaku). Contoh: putrinya cantik jelita.
2.
Subjek
Subjek adalah bagian
kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang
menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Contoh: yang berbaju batik dosen
saya.
3.
Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Contoh : Nurul menimbang gula.
4.
Pelengkap dan komplemen
Pelengkap dan komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Contoh : Banyak
orsospol berlandaskan Pancasila.
5.
Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai
hal tentang bagian kalimat yang lainnya.
Contoh : Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuannya.
C.
Jenis-Jenis Kalimat
Berdasarkan pengucapan, kalimat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana
ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan
tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Contoh: “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus
ujian.”
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau
perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua
dan sudah dirubah menjadi kalimat berita. Contoh: Kakak berkata bahwa buku itu harus segera
dikembalikan
Berdasarkan Jumlah Frasa (struktur
gramatikal), kalimat dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang
terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat
dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam
kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat
dasar yang dimaksud adalah:
a. KB+KK (kata benda+kata kerja). Contoh: Sintia beryanyi.
b. KB+KS (kata benda+kata sifat). Contoh: Ika sangat rajin.
c. KB+KB (kata benda+kata bilangan). Contoh: Masalahnya seribu satu.
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kalimat Nominal
Kalimat nominal adalah
kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh : Saya siswa kelas VI.
b. Kalimat Verbal
Kalimat verbal adalah
kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas
dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur
itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat
diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan
kalimat tesebut terdiri atas:
a. Keterangan tempat, seperti
di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota, dan lain-lain.
b. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada
pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua, bulan ini, dan lain-lain.
c. Keterangan alat (dengan+kata
benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok,
dengan wesel pos, dengan cek, dan lain-lain.
d. Keterangan modalitas,
seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya, dan
lain-lain.
e. Keternagan cara (dengan+kata
sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin,
dan lain-lain.
f. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah
g. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk
anaknya, supaya aman, bagi mereka
h. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab
berkuasa, lantaran panik.
i.
Keterangan
aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima
Sepatu Emas, David Beckham. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke
atas, pemimpin yang
memperhatikan rakyat.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri
atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi
maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu:
a.
Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan
tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa bagian, yaitu:
1) KMS Penggabungan yang dihubungkan oleh kata dan atau serta. Contoh: Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
2) KMS Pertentangan yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan,
namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan. Contoh:
Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
3) KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata
atau. Contoh: Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
4) KMS Penguatan dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan. Contoh: Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia
disiksa dengan sadis.
5) KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh
kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan. Contoh: Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis
tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat
yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak
sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut
sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya
disebut dengan klausa sematan (anak kalimat). Contoh: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan
alat-alat modern, para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Keterangan: Induk kalimat: Para hacker masih
dapat mengacaukan data-data komputer itu. Anak kalimat: Walaupun komputer itu
dilengkapi dengan alat-alat modern
Ada beberapa tanda
hubungan/konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:Waktu
: ketika, sejak.
1) Sebab: karena, oleh karena itu,
sebab, oleh sebab itu.
2) Akibat: hingga, sehingga, maka.
3) Syarat: jika, asalkan, apabila.
4) Perlawanan: meskipun, walaupun.
5) Pengandaian: andaikata, seandainya.
6) Tujuan: agar, supaya, untuk, biar.
7) Perbandingan: seperti, laksana, ibarat,
seolah-olah.
8) Pembatasan: kecuali, selain.
9) Alat: dengan+katabenda: dengan tongkat.
10) Kesertaan: dengan+orang.
c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat atau kebalikannya. Contoh: Karena hari sudah malam, kami berhenti dan
langsung pulang.
Berdasarkan
isi atau fungsinya, kalimat dapat
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1.
Kalimat
Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada
orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan
tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat
perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam
kalimat perintah :
a. Kalimat perintah biasa,
ditandai dengan partikel lah. Contoh : Gantilah bajumu!
b. Kalimat larangan, ditandai
dengan penggunaan kata jangan Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan!
c. Kalimat ajakan, ditandai
dengan kata mohon, tolong, silahkan. Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah!
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah
kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya
diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi
menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan
tanggapan.
Macam-macam kalimat berita:
a. Kalimat berita kepastian.
Contoh : Nenek akan datang
dari Bandung besok pagi.
b. Kalimat berita pengingkaran.
Contoh : Saya tidak akan
datang pada acara ulang tahunmu.
c. Kalimat berita kesangsian.
Contoh : Bapak mungkin
akan tiba besok pagi.
d. Kalmat berita bentuk lainnya.
Contoh : Kami tidak taahu
mengapa dia datang terlambat.
3.
Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan
untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?) dalam penulisannya dan dalam
pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, berapa, dan kapan. Contoh: Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan
disainnya?
4.
Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah
kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang
mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya. Contoh: Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
Berdasarkan unsur kalimat, kalimat dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu:
1.
Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah
kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam
kalimat lengkap. Contoh : Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas (S+P+K).
2.
Kalimat Tidak
Lengkap
Kalimat tidak lengkap
adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau
predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap
biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan,
larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh: Silakan Masuk! (S+P).
Berdasarkan struktur subjek
dan predikatnya, alimat dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata
atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan
mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau
frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk
penekanan atau ketegasan makna.
Contoh: Ambilkan koran di atas kursi itu!.( P+S)
2.
Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya
sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S+P+O+K).
Contoh:
Penelitian ini dilakukan mereka sejak dua bulan yang
lalu. (S+P+O+K).
Berdasarkan bentuk gaya penyajiannya (retorikanya), kalimat dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali
oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak
kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya.
Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap. Contoh: Semua
warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan
di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh
anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika
hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada
sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat
ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan. Contoh: Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan
akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
3. Kalimat yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk campuran. Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang
sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri. Contoh: Bursa
saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
Berdasarkan subjeknya, kalimat dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me-
dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak
dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali
makan dan minum). Contoh: Mereka akan berangkat besok pagi.
Kalimat aktif dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.
Kalimat Aktif
Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek
penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu
dapatt dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh: Eni mencuci piring (S+P+O1).
b.
Kalimat Aktif
Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh
objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat
yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini
tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh: Mereka berangkat minggu depan (S+P+K).
c.
Kalimat Semi
Transitif
Kalimat ini tidak dapat
dirubah menjadi kalimat pasif karena disertai
oleh pelengkap bukan objek. Contoh: Dian kehilangan pensil. (S+P+Pel)
2.
Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah
kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya
memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan
diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1)
Kalimat pasif biasaKalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif
transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan
di-,ter-,ke-an. Contoh: Piring dicuci
Eni. S P O2.
2)
Kalimat pasif
zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya (O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan
kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi
penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif
zero ini berhubungan dengan kalimat baku. Contoh: Ku pukul adik (O2+P+S).
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1)
Subjek pada
kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2)
Awalan me-
diganti dengan di-.
3)
Tambahkan kata
oleh di belakang predikat.
Contoh : Bapak memancing ikan (aktif). Ikan dipancing
oleh bapak (pasif). Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me-
pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan. Contoh : Aku harus memngerjakan PR (aktif). PR harus kukerjakan (pasif).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan
ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan,
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
Tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca
seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Dan kalimat
dapat dibagi menjadi beberapa macam.
B.
Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan
makalah yang membahas tentang kalimat dalam bahasa Indonesia ini masih banyak
kekurangaan untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 1989, Cermat
Berbahasa Indonesia: untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: MSP.
Darjjowidjojo,
Soenjono. 1988. Prinsip dan Format dalam Penulisan Ilmiah dalam Pembinaan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhratara.
Effendi, S. 1992. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karangan
Ilmiah Populer dalam Bahasa dan
Sastra. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Perkembangan
Bangsa.
Keraf, Gorys.
1980. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.
Mustakim. 1994.
Membina Kemampuan Berbahasa: Paduan ke Arah Kemahiran Berbahasa .
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Simpen, I.
Wayan. 1988. Pemakaian Bahasa
Indonesia dalam Karya Ilmiah Mahasiswa: Sebuah Pengamatan Sekilas dalam
Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta: Bhratara.
Sugono, Dendy. 1997.
Berbahasa Indonesia dengan Benar, Jakarta: Puspa Swara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar