RESUME
PENGANTAR FILSAFAT
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Filsafat
Dosen
Pembimbing Moh. Fanani, M.Ag.
![]() |
Oleh :
Imam Syafi`i
JURUSAN PEMDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH “MIFTAHUL ULUM”
KEDUNGDUNG MODUNG BANGKALAN
2014
PENGANTAR FILSAFAT
A.
PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat berasal dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta),
Sophos (kebijaksanaan), tahu dengan mendalam atau hikmah.
Orang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seseorang
yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang, ia ingin mengetahui
hakikat dirinya dalam kemestaan alam. Karakteristiknya berfikit filsafat yang
pertama adalah menyeluruh, yang kedua mendasar.[1]
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran/rasio belaka.
1.
Harun Nasution.
Mengemukakan bahwa filsafat adalah berfikir menurut tata
tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan
sedalam dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.
2.
Plato (427-347 SM).
Mengemukakan bahwa filsafat
adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
3.
Aristoteles (384-322 SM)
yang merupakan murid Plato.
Mengemukakan bahwa filsafat adalah
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
4.
Marcus Tullius Cicero
(106-43 SM)
Mengemukakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu
yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
5.
Immanuel kant (1724-1804).
Menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan; yaitu:
a.
Apakah yang dapat kita ketahui?
(dijawab dengan Metafisika).
b.
Apakah yang boleh kita kerjakan?
(dijawab dengan etika).
c.
Sampai dimanakah pengharapan kita?
(dijawab dengan agama).
d.
Apakah yang dinamakan manusia?
(dijawab dengan antropologi).
6.
Harold H.Titus.
Mengemukakan 4 pengertian filsafat; yaitu:
a.
Satu sikap tentang hidup
dan tentang alam semesta(Philosophy is anattitude toward life and the universe).
b.
Filsafat adalah satu
metode pemikiran reflektif dan penyelidikan akliah (Philosophy is a method of
reflective thinking and reasoned inquired).
c.
Filsafat adalah satu
perangkat masalah (philosophy is a group pf problems).
d.
Fissafat ialah satu
perangkat teori atau isi pikiran (philosophy is a group of system of though).[2]
7.
Al- Farabi.
Mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang wujud karena
ia wujud (al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah). Tujuan terpenting mempelajari
filsafat adalah mengetahui tuhan, bahwa ia esa dan tidak bergerak, bahwa ia
memjadi sebab yang aktif bagi semua yang ada, bahwa ia mengatur alam ini dengan
kemurahan, kebijaksanaan dan keadilan-Nya. Seorang filosof atau Al-hakim adalah
orang yang mempunyai pengetahuan tentang zat yang ada dengan sendirinya (al-wajib
li-dzatihi), yaitu mahluk adalah wujud yang tidak sempurna.
8.
Ikwanushafa.
Bagi golongan ini filsafat itu bertingkat-tingkat. Pertama
cinta kepada ilmu, kemudian mengetahui hakikat wujud-wujud menurut kesanggupan manusia
dan yang terakhir ialah berkata dan berbuat sesuai ilmu mengenai lapangan filsafat.
Mempunyai 4 bagian; yaitu:
a.
Matematika.
b.
Logika.
c.
Fisika.
d.
Ilmu ketuhanan.
Sedangkan ilmu ketuhanan mempunyai 5 bagian; yaitu:
a.
Mengenal Tuhan.
b.
Ilmu kerohanian.
c.
Ilmu kejiwaan.
d.
Ilmu politik.
e.
Ilmu akherat.[3]
9.
Ibnu Sina.
Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak berbeda
dengan pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dan filsafat amalan. Filsafat ketuhanan menurut
Ibnu Sina adalah:
a.
Ilmu tentang turunnya
wahyu dan mahluk-mahluk rohani yang membawa wahyu.
b.
Ilmu akhirat (ma’ad),
yaitu memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi
badannya, maka rohnya yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.[4]
10.
Al-Kindi.
Di kalangan kaum muslimin, orang pertama yang memberikan pengertian
filsafat dan lapangannya adalah Al-kindi. Ia membagi filsafat menjadi
3 bagian; yaitu:
a.
Thibiyyat (ilmu fisika) sebagi
sesuatu yang berbenda.
b.
Al-ilmu riyadli (matematika)
terdiri dari ilmu hitung , tehnik, astronomi, dan musik, berhubungan dengan
benda tapi punya wujud sendiri.
c.
Ilmu rububiyyah (ilmu
ketuhanan) tidak berhubungan dengan benda sama sekali.
B.
OBYEK FILSAFAT
1.
Obyek materia filsafat adalah
segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat, segala sesuatu yang dimasalahkan
dalam filsafat. Ada tiga persoalan pokok; yaitu:
a.
Hakikat Tuhan.
b.
Hakikat alam.
c.
Hakikat manusia.
2.
Obyek Forma Filsafat
adalah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai
keakarnya) tentang obyek materi filsafat.[5]
C.
CABANG- CABANG FILSAFAT
1.
Epistemologi (filsafat
pengetahuan).
2.
Etika (filsafat moral).
3.
Estetika (filsafat seni).
4.
Matafisika.
5.
Politik (filsafat
pemerintahan).
6.
Filsafat agama.
7.
Filsafat ilmu.
8.
Filsafat pendidikan.
9.
Filsafat hukum.
10.
Filsafat sejarah.
11.
Filsafat matematika.
D.
MOTIVASI TIMBULNYA
FILSAFAT
1.
Dongeng.
2.
Keindahan makroskosmos.
3.
Penyebab timbulnya
pertanyaan.[6]
E.
FAEDAH MEMPELAJARI
FILSAFAT
1.
Terlatih berfikir serius.
2.
Mampu memahami filsafat.
3.
Memungkinkan menjadi
filosof.
4.
menjadi warga negara yang
baik.[7]
.
F.
CARA MEMPELAJARI FILSAFAT
1.
Metoda sistematis: isi
filsafat.
a.
Teori pengetahuan (isme-isme
filsafat).
b.
Teori hakikat
(aliran-aliran filsafat).
c.
Teori nilai.
2.
Metoda Histeris.
a.
Tokoh dan periode filsafat
(sejarah pemikiran).
b.
Periode dan babakan
sejafah filsafat.
1)
Ancient philosophy.
2)
Medieval philosophy.
3)
Modern philosophy.
3.
Metoda kritis : tingkat
intensif, telah memiliki pengetahuan filsafat, pendekatan sistematis atau
histories memahami isi , mengajukan kritik, menentang dukungan dengan pendapat
sendiri atau filosof lain.
G.
SISTEMATIS FILSAFAT
1.
Epistemologi (teori pengetahuan).
Cara memperoleh pengetahuan logika
dengan cara membentuk pengetahuan itu sendiri.
a.
Empirisme (John Locke
1632-1704).
b.
Rasionalisme (Rene
Decartes 1596-1650).
c.
Positivisme (August
Compte, 1798-1857).
d.
Intusionisme (Hendri
Bergson, 1859-1941).
1)
Sains.
2)
Filsafat logika.
3)
Latihan rasa (intuisi).
2.
Ontologi (teori hakikat).
Pembahasan pengetahuan objek
itu dipikirkan secara mendalam sampai pada hakikat.
a.
Aterialisme/naturalism (hakikat
benda adalah materi itu sendiri).
Rohani, jiwa, spirit muncul
dari benda dan naturalisme tidak mengakui roh , jiwa tentu saja termasuk Tuhan.
b.
Idealisme (hakikat benda adalah
rohani dan spirit).
Nilai rohnya lebih tinggi
dari badan, manusia tidak dapat memahami dirinya dari pada dunia dirinya.
c.
Dualisme (hakikat benda
itu dua, materi dan imateri).
Materi bukan muncul dari roh,
roh bukan muncul dari benda, sama-sama hakikatnya.
d.
Skeptisisme.
e.
Agnotisme (manusia tidak
dapat mengetahui hakikat benda).
1)
Kosmologi.
2)
Antropologi.
3)
Theodicea.
4)
Macam-macam filsafat.
3.
Aksiologi (teori nilai).
Guna pengetahuan etika dan estetika (nilat dan guna pengetahuan)
a.
Hedonisme.
Sesuatu dianggap baik jika
mengandung kenikmatan bagi manusia (hedon).
b.
Vitalisme.
Baik buruknya ditentukan oleh ada tidaknya kekuatan hidup yang dikandung
obyek-obyek yang dinilai, manusia yang kuat, ulet, cerdas adalah manusia yang
baik.
c.
Utilitarisme.
Yang baik adalah yang berguna, jumlah kenikmatan-jumlah penderitaan= nilai
perbuatan.
d.
Pragmatisma.
Yang baik adalah yang berguna
secara praktis dalam kehidupan. Ukuran kebenaran suatu teori ialah kegunaan
praktis teori itu, bukan dilihat secara teoritis.
H.
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
1.
Empirisme.
Tokoh: John Locke (1632-1704) berasal dari empeiria.
Manusia memperoleh
pengetahuan melalui pengalamannya (pengalaman indrawinya). Metoda ini lemah karena keterbatasan
indrawi manusia.
2.
Rasionalisme.
Tokoh: Rene Descartes (1596-1650).
Manusia memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan akal menangkap obyek.
3.
Positivisme
Tokoh: August Compte (1798 – 1857).
Pada dasarnya itu sama dengan
empirisme plus rasionalisme. Indra ini penting dalam memperoleh pengetahuan terapi
harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen.
4.
Intuisionisme
Tokoh: Hendri bergson (1859-1941).
Untuk memahami kebenaran yang utuh (keseluruhan) yaitu dengan intuisi (pengetahuan
tingkat tinggi). Intuisi ini menangkap obyek secara langsung tanpa melalui
pemikiran rasio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar