SEJARAH FILSAFAT UMUM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masa Yunani
Yunani terletak di Asia kecil, kebiasaan
hidup mereka sebagai nelayan mewarnai
kepercayaan yang dianutnya yaitu kekuatan
hubungan manusia dengan Sang Maha
Pencipta yang bersifat formalitas. Artinya,
kedudukan Tuhan terpisah dengan
kehidupan manusia. Kepercayaan yang
bersifat formalitas ini ditentang oleh
Homerus dengan dua buah karyanya yang
terkenal yaitu: Ilias dan Odyseus yang
memuat nilai-nilai yang tertinggi dan
bersifat edukatif. Ahli piker yang pertama
kali muncul adalah Thales (+625-545 SM)
yang berhasil mengembangkan geometrid
an matematika; Liokippos dan Democritos
mengembangkan teori materi; Hipocrates
mengembangkan ilmu kedokteran; Euclid
mengembangkan geometri deduktif;
Socrates mengembangkan teori tentang
moral; Plato mengembangkan teori tentang
ide; Aristoteles mengembangkan teori yang
menyangkut dunia dan benda dan berhasil
mengumpulkan data 500 jenis binatang
(ilmu Biologi). Suatu keberhasilan yang
luar biasa dari Aristoteles adalah
menemukan system pengaturan pemikiran
(logika formal) yang sampai sekarang
masih dikenal.
B. Masa Abad Pertengahan
Masa ini diawali dengan lahirnya filsafat
Eropa. Pemikiran filsafat abad pertengahan
didominasi oleh agama. Maka didirikanlah
sekolah-sekolah yang member pelajaran
gramatika, dialetika, geometri, aritmatika,
astronomi dan music. Pada abad ke 6 M
dikalangan para ahli piker islam (periode
filsafat Skolastik islam) muncul: Al-Kindi,
Al-Farabi, Al-Gazali, Ibnu Bajah, Ibnu
Tufail, Ibnu Rusyd. Periode ini berlangsung
tahun 850-1200. Mereka mengadakan
perpaduan dan sinkrestisme antara agama
dan filsafat. Kemudian pikiran-pikiran ini
masuk Eropa yang merupakan sumbangan
islam yang paling besar. Peralihan dari
abad pertengahan keabad modern dalam
sejarah filsafat disebut sebagai masa
peralihan (masa transisi) yaitu munculnya
Renaissance dan Humanisme yang
berlangsung pada abad 15-16.
C. Masa Abad Modern
Pada masa modern ini berhasila
menempatkan manusia pada tempat yang
sentral dalam padanan kehidupan sehingga
corak pemikirannya antroposentris, yaitu
pemikiran filsafatnya mendasarkan pada
akal fikir dan pengalaman Rene Descartes
(1596-1650) sebagai bapak filsafat modern
ini berhasil memadukan antara metode
ilmu alam dengan ilmu pasti kedalam
pemikiran filsafat. Pada abad ke-18,
perkembangan pemikiran filsafat mengarah
pada filsafat ilmu pengetahuan. Tokoh-
tokohnya antara lain George Berkelay
(1685-1753), David Hume (1711-1776),
Roussean (1722-1778).
Di Jerman muncul Christian Wolf
(1679-1754) dan Immanuel Kant
(1754-1804), yang mengupayakan agar
filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang
pasti dan berguna. Abad ke-19
perkembangan pemkiran filsafat terpecah
belah. Ada filsafat Amerika, filsafat
Prancis, filsafat Inggris, filsafat Jerman.
Tokoh-tokohnya adalah: Hegel
(1770-1831), Karl Marx (1818-1883),
August Comte (1789-1857), JS. Mill
(1806-1873), Jhon Dewey (1858-1952).
D. Masa Abad Dewasa Ini (Filsafat Abad
Ke-20)
Filsafat dewasa ini atau filsafat abad ke-20
juga disebut Filsafat Kontemporer. Ciri khas
pemikiran filsafat ini adalah desentralisasi
manusia. Dalam bidang bahasa terdapat
pokok-pokok masalah, yaitu arti kata-kata
dan arti pernyataan-pernyataan. Maka,
timbulah filsafat analitik, yang didalamnya
membahas tentang cara mengatur
pemakaian kata-kata atau istilah-istilah
karena bahasa sebagai objek terpenting
dalam pemikiran filsafat, para ahli pikir
menyebutnya sebagai Neo-Kantianisme,
Neo-Hegelianisme, Kritika Ilmu,
Historisme, Irasionalisme, Neo-Vitalisme,
Spiritualisme, Neo-Positivisme. Pada awal
belahan akhir abad ke-20 muncul aliran-
aliran kefilsafatan yang lebih dapat
memberikan corak pemikiran dewasa ini,
seperti filsafat Analitik, filsafat Eksitensi,
Struktualisme dan Kritika Sosial.
BAB II
FILSAFAT YUNANI
Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6
SM mempunyai sistem kepercayaan, bahwa
suatu kebenaran lewat akal pikir (Logos)
tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu
kebenaran yang bersumber pada mitos
(dongeng-dongeng). Setelah abad ke-6 SM
muncul sejumlah ahli pikir yang menentang
adanya mitos. Keadaan yang demikian ini
sebagai suatu Demitologi, artinya suatu
kebangkitan pemikiran untuk menggunakan
akal pikir dan meninggalakan hal-hal yang
sifatnya Mitologi. Timbulah peristiwa ajaib
The Greek Miracle yang nantinya dapat
dijadikan sebagai landasan peradaban
dunia. Berikut ini terdapat tiga faktor yang
menjadikan filsafat Yunani lahir:
1. Kaya akan mitos (dongeng), seperti
syair Homerus, Orpheus, dan lain-lain.
2. Karya Homerus mempunyai kedudukan
yang sangat penting untuk pedoman hidup
orang-orang Yunani.
3. Pengaruh ilmu pengetahuan yang
berasal dari Babylonia di lembah sungai nil
Zaman Yunani terbagi antara lain: periode
Yunani Kuno didisi oleh ahli pikir alam
(Thals, Anaximandros, Phytagoras,
Xenophanes dan Democritus) dan pada
periode Yunani Klasik diisi oleh ahli pikir
seperti Socrates, Palto Dan Aristoteles.
A. Yunani Kuno
Periode yunani kuno ini lazim disebut
periode filsafat alam, karena pada periode
ini ditandai dengan munculnya para ahli
piker alam. Para pemikir filsafat Yunani
yang berasal dari Miletos, sebuah kota
perantauan Yunani yang terletak di pesisir
Asia kecil.
a) Thales (625-545 SM)
Thales sebagai salah satu dari tujuh orang
bijaksana (Seven Wise Men Of Greece),
Aristoteles memberikan gelar The Father
Of Philosophy, juga menjadi penasehat
teknis ke-12 kota ionia. Salah satu jasanya
yang besar adalah meramal gerhana
matahari pada tahun 585 SM. Menurut
pendapatnya semua yang berasal dari air
sebagai materi dasar kosmis. Dari
pendapat itu dapat kita artikan bahwa apa
yang disebut sebagai arche (asas pertama
dari alam semesta) adalah air. Katanya
semua berasal dari air, dan semuanya
kembali menjadi air. Bahwa bumi terletak
di atas air, dan bumi merupakan bahan
yang muncul dari air dan terapung
diatasnya.
b) Aniximandros (640-546 SM)
Ia merupakan orang pertama yang
membuat peta bumi.pemikiranya dalam
memberikan pendapat tentang arche (asas
pertama alam semesta), ia tidak menunjuk
pada asalah satu unsur yang dapat diamati
oleh indra tetapi ia menunjuk dan memilih
pada sesuatu yang tidak dapat diamati
indera, yaitu to apeironi yang tak terbatas.
c) Phytagoras (+572-497 SM)
Ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia.
Menurut Aristoxenos seorang murid
Aristoteles, Phytagoras pindah ke kota
Kroton, Italia selatan karena tidak setuju
dengan pemerintahan Polykrates yang
bersifat tirani. Pemikirannya, substanis dari
semua benda adalah bilangan dan segala
gejala alam merupakan pengungkapan
bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai
10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri.
Phytagoraslah yang mengatakan pertama
kali bahwa alam semesta itu merupakan
satu keseluruhan yang teratur.
Keharmonisan dapat tercapai dengan
menggabungkan hal-hal yang berlawanan
seperti: terbatas-tak terbatas, ganjil-
genap, satu-banyak, laki-laki-perempuan,
bujur sangkar-empat persegi panjang,
diam-gerak, lurus-bengkok, baik-buruk,
terang-gelap, kanan-kiri dan lain-lainya.
Sebagai seorang yang ahli matematika
abadi ia dengan dalilnya. Jumlah dari luas
sisi sebuah segitiga siku-siku adalah sama
dengan luas sisi miringnya (a2+b2=c2).
d) Xenophanes (570-? SM)
Ia lahir di Xolophon, Asia Kecil.ia lebih
tepat dikatakan penyair dari pada ahli pikir
(filosof), hanya karena ia mempunyai daya
nalar yang kristis dan mempelajari
pemikiran-pemikiran filsafat pada saat itu.
Pendapatnya yang termuat dalam kritik
terhadap Homerus dan Herodotus, ia
mambantah adanya antropomorfisme
Tuhan-Tuhan. Yaitu Tuhan digambarkan
sebagai seakan-akan manusia. Kritik ini
ditunjukan kepada anggapan-anggapan
lama yang berdasar pada mitologi
e) Heraclitos (535-475 SM)
Ia lahir di Ephesus, ia mendapat julukan si
gelap, karena untuk menelusuri gerak
pikirannnya sangat sulit.pemikiran
filsafatnya terkenal dengan filsafat
menjadi. Ucapannya yang terkenal yaitu
“panta rhei kai uden menci” yang artinya
segala sesuatu mengalir bagaikan arus dan
tidak satu orangpun dapat masuk ke sungai
yang sama dua kali. Alasanya, karena air
sungai yang pertama telah mengalir,
berganti dengan air yang berada
dibelakangnya. Heraclitos yang
mengemukakan pendapatnya bahwa segala
yang ada selalu berubah dan sedang
menjadi, ia mempercai bahwa arche (asas
yang pertama dari alam semesta) adalah
api. Api dianggapnya sebagai lambing
perubahan dan kesatuan. Api mempunyai
sifat memusnahkan segala yang ada, dan
mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau
asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar
menjdi abu atau asap, toh adanya api tetap
ada. Segala sesuatunya berasal dari api,
dan akan kembali keapi. Menurut
pendapatnya, di dalam arche terkandung
sesuatu yang hidup (seperti roh) yang
disebutnya sebagai logis (akal atau
semacam wahyu).
f) Parmenides (540-475 SM)
Ia lahir di koat Elea, dialah yang pertama
kali memikirkan tentang hakikat tentang
ada (being). Menurut pendapatnya, apa
yang disebut sebagai realitas adalah bukan
tentang gerak dan perubahan. Yang ada
(being) itu ada, yang ada tidak dapat
hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak
ada mungkin muncul menjadi asa, yang ada
adalah tidak ada, sehingga dapat
dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalah
yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat
dipikirkan. Jadi, yang ada (being) itu satu,
umum, tetap dan tidak dapat dibagi-bagi
karena membagi yang ada akan
menimbulkan atau melahirkan banyak yang
ada, dan itu tidak mungkin ada.
g) Zeno (+490-430 SM)
Zeno lahir di Elea, dan murid adari
Parmenindes. Menurut aristoteles, Zenolah
yang menemukan dialektika, yaitu suatu
argumentasi yang bertiti tolak dari suatu
pengandaian atau hipotesis, dan dari
hipotesis tersebut ditarik kesimpulan.
Sebagai contoh dalam mengemukakan
hipotesis terhadap melawan gerak adalah
sebagai berikut:
a. Anak panah yang dilepaskan dari
busurnya sebagai hal yang tidak bergerak
karena pada setiap saat panah tersebut
terhenti di suatu tempat tertentu.
b. Achiles si jago lari yang termasyhur
dalam mitologi Yunani tidak adapat
menang melawan kura-kura, karena kura-
kura berangkat sebelum Achiles, sehingga
Achiles lebih dahulu harus melewati atau
mencapai titik dimana kura-kura berada
saat dia berangkat.
h) Empedocles (490-435 SM)
Lahir di akragos, pulau Sicilia. Ia pandai
dalam bidang kedokteran, penyair retorika,
politik dan pemikir. Ia sependapat dengan
Paramenides, bahwa alam semesta di
dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan
secara baru dan tidak ada hal yang hilang.
Tetapi ia mempertahankan adanya
pluralitas dan perubahan dari hasil
pengamatan indera. Realitas tersusun
empat unsur, yaitu api, udara, tanah dan
air. Kemudian empat unsur tersebut
digabungkan dengan unsur yang
berlawanan. Terdapat dua unsur yang
mengatur perubahan-perubahan dialam
semesta ini yaitu cinta dan benci. Cinta
mengatur kearah pengabungan dan benci
mengatur kearah perceraian atau
perubahan.
i) Anaxagoras (+499-420 SM)
Ia dilahirkan di kota Klazomenai, Ionia.
Pemikirannya realitas bukanlah satu tetapi
terdiri dari banyak unsure dan tidak dapat
dibagi-bagi. Yaitu atom. Atom ini sebagai
bagian yang kecil dari materi sehingga
tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak
terhingga. Tentang terbentuknya dunia
(kosmos), atom-atom yang berbeda
bentuknya saling terkait kemudian
digerakan oleh putting beliung. Semakin
banyak atom-atom yang bergerak akan
menimbulkan pusat gerak (atom yang
padat). Anaxagoras mengemukakan yang
menyebabkan benih menjadi kosmos
adalahnus. Nus yang berarti roh atau rasio.
Tidak tercampur dengan benih-benih dan
terpisah dari semua benda. Nus mengenal
dan menguasai segala sesuatu. Karena
ajaran Anaxagoras tentang nus inilah
pertama kalinya dalam filsafat dikenal
adanya pembedaan antara yang jasmani
dan yang rohani.
j) Democritus (460-370 SM)
Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di
Yunani Utara. Dari karya-karyanya ia telah
mewariskan sebanyak 70 karangan tentang
bermacam-macam masalah, seperti
kosmologi, matematika, astronomi, logika,
etika, teknik, music, puisi, dan lain-lainya.
Pemikirannya adalah bahwa realitas
bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak
unsur dan jumlahnya tidak terhingga.
Unsur-unsur tersebut merupakan bagian
materi yang sangat kecil yang disebut
atom. Menurut Democritus berpendapat
bahwa realitas itu ada dua yaitu atom itu
sendiri (yang penuh) dan ruang tempat
atom bergerak (yang kosong).
B. Yunani Klasik
Pada periode Yunani Klasik ini semakin
besar minat orang terhadap filsafat. Aliran
yang mengawali periode Yunani Klasik ini
adalah Sofisme. Sofisme ini berasal dari
kata sophos yang artinya cerdik pandai.
Keahliannya dalam bidan bahasa, politik,
retorika dan terutama tentang kosmos.
Antara kaum Sofis dengan Socrates
mempunyai hubungan yang erat sekali.
Mereka hidup sezaman, pokok
permasalahan pemikiran mereka juga
asama, yaitu manusia. Perbedaan antara
kaum Sofis dengan Socrates adalah bahwa
pemikiran filsafat Socrates sebagai suatu
raksi dan kritik terhadap pemikiran kaum
Sofis.
Istilah Sofis yang berasal dari kata sophists
mempunyai pengertian seorang sarjana
atau cendikiawan. Terdapa tiga factor yang
mendorong timbulnya kaum sofis, yaitu
sebagai berikut:
1. Perkembangan secara pesat kota
Athena dalam bidang politik dan ekonomi
2. Kota Athena sebagai pusat politik
sehingga peranan pendidikan sangat
penting untuk mendidik kaum mudanya.
3. Terbukanya masyarakat Yunai terhadap
budaya luar akan membuat orang-orang
yunani menjadi dinamis dan berkembang.
Salah satu Sofisme adalah Gorgias
(480-380 SM). Ia lahir di Leontinni, Sicilia.
Menurut pendapatnya yang penting adalah
bagaimana dapat meyakinkan orang lain
agar menerima pendapat kita.
Pemikirannya yang penting adalah:
1. Mencari keterangan tentang asal usul
yang ada
2. Bagaimana peran manusia sebagai
makhluk yang mempunya kehendak berfikir
3. Norma yang sifatnya umum tidak ada,
yang ada norma yang individualitas
(subjektivisme)
4. Bahwa kebenaran tidak adapat
diketahui sehingga ia termasuk penganut
skeptisisme
Aspek positif dari adanya aliran Sopisme
ini akan mempengaruhi terhadap
kebudayaan Yunani, yaitu suatu revolusi
intelektual, dan mengangkat manusia
sebagai objek pemikiran filsafat. Aspek
negatifnya aliran Sofisme membawa
pengaruh yang tidak bauk terhadap
kebudayaan Yunani.
a) Socrates
Ia anak seorang pemahat Sophroniscos,
dan Ibunya benrama Phairnarete yang
pekerjaannya sebagai seorang bidan.
Istrinya bernama Xantipe yang dikenal
sebagai seorang judes (galak dank keras).
Setiap mengajarkan pengetahuannya
Socrates tidak memungut bayaran kepada
murid-muridnya. Maka ia kemudia oleh
kaum Sofis sendiri dituduh memberikan
ajaran barunya, merusak moral para
pemuda dan menentang kepercayaan
Negara. Kemudian ia ditangkap dan
akhirnya dihukum mati dengan minum
racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun
399SM.
Pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki
manusia secara keseluruhan yaitu dengan
menghargai nilai-nilai jasmaniah dan
rohaniah ang keduanya tidak dapat
dipisahkan karena dengan keterkaitan
kedua hal tersebut banyak nilai yang
dihasilkan.
b) Plato (427-347 SM)
Ia lahir di Athena, dengan nama asli
Aristocles, ia belajar filsafat daro Socrates,
Pythagoras, Heracleitos, Elia. Sebagai titik
tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba
menyelesaikan permasalahan lama yaitu
seperti: mana yang benar yang berubah-
ibah (Heracleitos) atau yang tetap
(Paramenidas). Pengetahuan yang
diperoleh lewat indra disebutnya
pengetahuan indra, pengetahuan yang
diperoleh lewat akal disebut pengetahuan
akal.
Dunia ide dan dunia pengalaman Plato
menerangkan bahwa manusia itu
sesungguhnya berada dalam dua dunia,
yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak
tetap, serta dunia ide yang bersifat tetap.
Dunia yang sesungguhnya atau dunia
realitas itu adalah dunia ide. Plato
mengemukakan bahwa terdapat beberapa
masalah bagaimana manusia yang tidak
pantas apabila tidak mengetahuinya.
Masalah tersebut adalah sebagia berikut:
1. Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai
penciptanya
2. Tuhan itu mengetahui segala sesuatau
yang diperbuat manusia
3. Tuhan hanya dapat diketahui dengan
cara negative, tidak ada ayat, tidak ada
anak, dan lain-lain
4. Tuhanlah yang menjadikan ala mini
dari tidak mempunyai peraturan menjadi
mempunyai peraturan.
Sebagai puncak pemikiran filsafat Plato
adalah pemikirannya tentang Negara, yang
tertera dalam Polites dan Nomi. Konsepnya
tentang etika sama seperti Socrates, yaitu
bahwa tujuan hidup manusia adalah hidup
yang baik (eudaiminia arau well-being).
Menurut Plato, didalam Negara yang ideal
terdapat tiga golongan berikut:
1. Golongan yang tertinggi (para penjaga,
para filsub)
2. Golongan pembantu (prajurit, yang
bertugas untuk menjaga keamanan
Negara)
3. Golongan rakyat biasa (petani,
pedagang, tukang)
Tugas negarawan adalah menciptakan
seselarasan antara semua keahlian dalam
Negara (Polis) sehingga mewujudkan
keseluruhan yang harmonis. Apabila suatu
Negara telah mempunyai undang-undang
dasar, bentuk pemerintahan yang paling
tepat adalah monarki. Sementara itu,
apabila suatu Negara belum mempunyai
undang-undang dasar, maka bentuk Negara
yang paling tepat adalah demokrasi.konsep
tentang tata Negara ini tertera dalam
Politea (Tata Negara).
c) Aristoteles (384-322 SM)
Ia dilahirkan di Strageira, Yunani Utara
pada tahun 384 SM. Karya-karya
Aristoteles berjumlah delapan pokok
bahasan yaitu sebagia berikut:
1. Logika, terdiri dari: Categoriac
(kategori-kategori); De Interpretation
(perihal penafsiran); Analytics Priora
(analitika logika yang lebih dahulu);
Analytica Posteriora (analitika logika yang
kemudian); Topica; De Sophistics Elenchis
(tentang cara beragumantas kaum Sofis).
2. Filsafat alam, terdiri dari: Phisica; De
Caelo (perihal langit); De Generatione Et
Corruption (tentang timbul-hilangnya
makhluk-makhluk jasmani); Meteorologica
(ajaran tentang badan-badan jagad raya).
3. Psikologi, terdiri dari; De anima
(perihal jiea); Parya Naturalia (karangan-
karangan kecil tentang pokok-pokok
alamiah).
4. Biologi, terdiri dari; De Patribus
Animalium (perihal bagian-bagian
binatang); De Mutu Animalium (perihal
gerak binatang); De Incessu Animalium
(tentang binatang yang berjalan); De
Generatione Animalium (perihal kejadian
binatang-binatang).
5. Metafisika oleh Aristoteles dinamakan
sebagai filsafat pertama atau Theologica.
6. Etika, terdiri dari: Ethica Nicomachea;
Magna Eudemia; Magna Moralia (karangan
besar tentang alam).
7. Politik dan ekonomi (Politics dan
Economics)
8. Rhetorica dan Poetica (Retorika dan
Poetika).
Berikut ini uraian tentang beberapa
pemkiran Aristoteles yang terdiri dari:
1. Ajarannya tentang logika
Suatu pengertian memuat dua golongan,
yaitu substansi dan aksidensi. Dan dari dua
golongan tersebut terurai menjadi sepuluh
macam kategori, yaitu:
a. Substansi (manusia, binatang)
b. Kuantitas (dua, tiga)
c. Kualitas (marah, baik)
d. Ralasi (rangkap, separuh)
e. Tempat (di rumah, di pasar)
f. Waktu (sekaramh, besok)
g. Keadaan (duduk, berjalan)
h. Mempunyai (berpakaian, bersuami)
i. Berbuat (membaca, menulis)menderita
(terpotong, tergilas)
2. Ajarannya tentang sillogisme
3. Ajaranya tentang pengelempokan ilmu
pengetahuan, Aristoteles mengelompokan
ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan
4. Ajarannya tentang potensia dan
dinamika adalah suatu unsur yang menjadi
permacaman, semantara itu, morfe adalah
unsur yang menjadi dasar kesatuan
5. Ajarannya tentang pengenalan
6. Ajarannya tentang etika
7. Ajarannya tentang Negara
d) Filsafat Hellenisme
Lima abad sepeninggalan Aristoteles
terjadi kekosongan sehingga tidak ad ahli
pikir yang menghasilkan buah pemikiran
filsafatnya seperti Plato atau aristoteles,
sampai munculnya filosof Plotinus
(204-270). Lima abad dari adanya
kekosongan diatas diisi oleh aliran-alirean
besar seperti Epikurisme, Stoaisme,
Skeptisisme, dan Neoplatonisme). Menurut
sejarah filsafat, masa ini (sesudah
Aristoteles) disebut Hellenisme. Filsafat
Hellenisme ini dimulai pada pemerintahan
Alexander Agung (356-23 SM) atau
Iskandar Zulkarnain, Raja Macedonia.
1. Epicurisme
Sebagai tokohnnya Epicurus (341-271 SM),
lahir di Samos dan mendapatkan
pendidikan di Athena. Pokok ajarannya
adalah bagaimana agar manusia itu dalam
hidupnya bahagia. Epicurus mengemukakan
bahwa agar manusia dalam hidupnya
bahagia terlebih dahulu harus memperoleh
ketenangan jiwa (Atraxia). Terdapat tiga
ketakutan dalam diri manusia, yaitu:
manusia takut terhadap kemarahan dewa,
manusia takut terhadap kematian dan
manusia takut terhadap nasib.
2. Stoaisme
Sebagai tokohnya adalah Zeno (366-264
SM) yang berasal dari Citium, Cyprus.pokok
ajarannya adalah bagaimana manusia
dalam hidupnya dapat bahagia. Untuk
mencapai kebahagiaan tersebut manusia
harus harmoni terhadap dunia (alam) dan
harmoni dengan dirinya sendiri.
3. Skeptisisme
Tokoh Skeptisisme adalah Pyrrhe (360-270
SM). Pokok ajarannya adalah bagaimana
cara manusia agar dapat hidup berbahagia.
Hal ini menengarai bahwa sebagian besar
manusia itu hidupnya tidak bahagia,
sehingga manusia sukar sekali mencapai
kebijaksanaan. Aliran yang lain tingkatnya
lebih kecil dari ketiga aliran diatas adalah
Neopythagoras (merupakan campuran dari
ajaran Plato, Aristoteles dan Kaum Stoa).
4. Neoplatonisme
Tokohnya adalah Plotinus dan Ammonius.
Plotinus (202-270 SM) lahir di Lykopolis,
Mesir. Titik tolak pemikiran filsafatnya
adalah bahwa asas yang menguasai segala
sesuatu adalah satu. Pemikirannya, karena
Tuhan dianggap kebaikan tertinggi dan
sekaligus menjadi tujuan semua kehendak,
karena Zaman Neoplatonisme ini diwarnai
oleh agama, maka zaman ini disebut
sebagai zaman mistik.
BAB III
FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN
Giliran selanjutnya adalah warisan
peradaban Yunani jatuh ketangan
kekuasaan Romawi. Didalam masa
pertumbuhan dan perkembangan filsafat
Eropa (kira-kira selama 5 abad) belum
memunculkan ahli fikir (filosof), akan
tetapi setelah abad ke-6 Masehi, barulah
muncul pala ahli pikir yang mengadakan
penyelidikan filsafat, jadi, filsafat Eropa
yang mengawali kelahiran filsafat barad
abad pertengahan.
Filsafat barat abad pertengahan
(476-1492) juga adapat dikatakan sebagai
“abad gelap”. Cirri-ciri pemikiran filsafat
batar abad pertengahan adalah:
1. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh
gereja
2. Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran
aristoteles
3. Berfilsafat dengan pertolongan
Agustinus dan lain-lain.
Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi
dua masa yaitu masa Patristik dan masa
Skolastik. Masa Skolastik terbagi menjadi
Skolastik awal, Skolastik Puncak dan
Skolastik Akhir.
a) Masa Patristik
Istilah patristic berasal dari kata latin atau
bapak, yang artinya para pemimpin gereja.
Pada masa ini muncul upaya untuk
membela agama Kristen, yaitu para
apologis (pembela iman Kristen) dengan
kesadarannya membela iman Kristen
tersebut Justinus Martir, Irenaesus,
Klemens, Origenes, Gregorisu, Nissa,
Tertullianus, Diosius Arepagos, Aurelius
Agustinus.
1. Justinus Martir
Menurut pendapatnya, agama Kristen
bukan agama baru karena Kristen lebih tua
dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa
dianggap sebagai awal kedatangan
Krieten> padahal. Musa hidup sebelum
Socrates dan Plato. Orang-orang Yunani
terpengaruh oleh demon atau seyan.
Demon atau setan tersebut dapat
mengubah pengetahuan yanh benar
kemudian dipalsukan. Jadi, agama Kristen
lebih bermutu dibandingkan dengan filsafat
Yunani. Demikian pembelaan Justinus
Martir.
2. Klemens (150-215)
Pokok-pokok pemikirannya adalah
memberikan batasan-batasan terhadap
ajaran Kristen untuk mempertahankan diri
dari otoritas filsafat Yunani, memerangi
ajaran yang anti terhadap Kristen dengan
menggunakan filsafat Yunani, dan bagi
orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk
membela iman Kristen, dan memikirkan
secara mendalam.
3. Tertullianus (160-222)
Baginya berpendapat bahwa wahyu Tuhan
sudahlah cukup. Tidak ada hubungan
antara teologi dengan filsafat, tidak ada
hubungan antara Yerusalam (pusat agama)
dengan Yunani (pusat filsafat). Ia
mengatakan bahwa dibandingkan dengan
cahaya Kristen, segala yang dikatakan oleh
para filosof Yunani dianggap tidak penting.
Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus
akhirnya menerima filsafat sebagai cara
berfikir yang rasional, akrena berfikir
rasional diperlukan sekali.
4. Augustinus (354-430)
Ia diakui keberhasilannya dalam
membentuk filsafat Kristen yang
berpengaruh besar dalam filsafat abad
pertengahan sehingga ia dijuluki sebagia
guru skolastik yang sejati. Ajaran
Augustinus berhasil menguasai sepuluh
abad, dan mempengaruhi pemikiran Eropa.
Mengapa ajaran Augustinus sebagai akar
dari skolastik dapat mendominasi hampir
sepuluh abad, akrena ajarannya mampu
meresap sampai masa skolastik.
a. Masa Skolastik
Istilah Skolastik adalah kata sifat yang
berasal dari kata school yang berarti
sekolah. Jadi, Skolastik berarti aliran atau
yang berkaitan dengan sekolah. Terdapat
beberapa pengertian dari corak khas
Skolastik, yaitu: filsafat yang mempunyai
corak semata-mata agama, filsafat yang
mengabdi pada teologi atau filsafat yang
rasional, suatu sisitem filsafat yang
termasuk dalam jajaran pengetahuan alam
kodrat dan merupakan filsafat Nasrani
karena banyak dipengaruhi oleh ajaran
gereja. Filsafat Skolastikat ini dapat
berkembang dan tumbuh karena beberapa
faktor diantaranya adalah faktor Religius.
Factor religious ini adalah keadaan
lingkungan saat itu yang berperikehidupan
religus serta faktor Ilmu Pengetahuan.
Masa Skolastikat terbagi menjadi tiga
periode, yaitu:
1. Skolastik Awal (berlangsung dari tahun
800-1200)
Saat ini merupakan zaman baru bagi
bangsa Eropa. Hal ini ditandai dengan
Skolastik yang di dalamnya benyak
diupayakan perkembangan ilmu
pengetahuan di sekolah-sekolah. Kurikulum
pengajaranya meliputi studi duniawi atau
Artesliberales, meliputi tata bahasa,
retorika, dialetika (seni berdiskusi), ilmu
hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan
music. Diantara tokoh-tokohnya adalah
Aquinas (735-805), Johanes Scotes
Eriugena (815-870), Peter Lombard
(1100-1160), Jhon Salisbury (1115-1180),
Peter Abaerlardus (1079-1180).
2. Skolastik Puncak berlangsung dari
tahun 1200-1300)
Masa ini merupakan masa kejayaan
Skolastik yang berlangsung dari tahun
1200-1300 dan masa ini juga disebut masa
berbunga. Faktor-faktor mengapa masa
skolastik mencapai pada puncaknya, yaitu:
a. Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu
Rusyd, Ibu Sina sejak abad ke-12
b. Tahun 1200 didirikan Universitas
al,amater di Prancis
c. Berdirinya ordo-ordo.
Banyaknya perhatian orang terhadap ilmu
pengetahuan. Tokoh-tokohnya memegang
peranan dibidang filsafat dan teologi,
seperti Albertus De Grote, Thomas Aquinas,
Bonaventura, J.D. Scouts, William Ocham.
Albertus Magnus (1203-1280) ia juga
dikenal sebagai cendikiawan abad
pertengahan. Di Universitas padua ia
belajar Artes Liberales, belajar teologi di
Bulogna dan masuk Ordo Dominican tahun
1223.
Thomas Aquinas (1225-1274) tang
bernama sebenarnya adalah Santo Thomas
Aquinas, yang artinya Thomas yang suci
dari Aquinas. Karya Thomas Aquinas telah
menandai taraf yang tinggi dari aliran
Skolastisisme pada abad pertngahan, Ia
menyadari bahwa tidak dapat
menghilangkan unsur-unsur aristoteles.
Masuknya unsur Aristoteles ini didorong
oleh kebijakan pimpinan Gereja Paus
Urbanus V (1366) kemudian Thomas
mengadakan langkah-langkah sebagi
berikut: langkah pertama, Thomas
menyuruh teman sealiran Willem Van
Moerbeke untuk membuat terjemahan baru
yang langsung dari Yunani. Langkah kedua,
pengkristenan ajaran aristoteles dari
dalam. Langkah ketiga, ajaran Aristoteles
yang telah dikristenkan dipakai untuk
membuat sintesis yang lebih bercorak
ilmiah.
3. Skolastik Akhir (barlangsung dari
tahun 1300-1450)
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu
terhadap segala macam pemikiran filsafat
yang menjadi kiblatnya sehingga
memperlihatkan stagnasi (kemandegan).
Diantara tokoh-tokohnya adalah William
Ockham (1285-1349), Nicolaus Cusasus
(1401-1464).
Wiliam Ockham berpendapat bahwa,
pemikiran manusia hanya dapat
mengetahui barang-barang atau kejadian-
kejadian individual. Ia membantah
anggapan Skolastik bahwa logika dapat
membuktikan Doktrin teologis. Hal ini akan
membawa keslitan dirinya yang pada waktu
itu sebagai penguasanya Paus jhon XXII.
Nicolaus Cusasus, ia sebagai tokoh pemikir
yang berada paling akhir masa Skolastik.
Menurut pendapatnya terdapat tiga cara
untuk mengenal yaitu lewat indera, akal
dan intuisi. Pemikiran Nicolas ini sebagai
upaya mempersatukan seluruh pemikiran
abad pertengahan yang dibuat ke suatu
sintesis yang lebih luas.
4. Skolastik Arab (Islam)
Tokoh yang termasuk para ahli fikir Islam
yaitu Al-Farabi, Ibu Sina, Al-Kindi, Ibnu
Rusyd. Peranan para ahli pikir tersebut
besar sekali, yaitu sebagia sampai
prtengahan abad ke-12 orang-orang barat
belum pernah mengenal filsafat aristoteles,
orang-orang barat mengenal aristoteles
berkat tulisan dari para ahli fikir islam,
Skolastik Islamlah yang membawakan
perkembangan Skolastik Latin. Dengan
demikian, dalam pembahasan skolastik
islam terbagi menjadi dua periode, yaitu:
a. Periode mutakllimin (700-900)
b. Periode filsafat islam (850-1200)
5. Masa Peralihan
Pada masa peraluhan ini diisi dengan
kerakan kerohanian yang bersifat
pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai
dengan munculnya Renaissance,
Humanisme dan Reformasi yang
berlangsung antara abad ke-14 hingga
ke-16.
Renaissance atau kelahiran kembali di
Eropa ini merupakan suatu gelombang
kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di
Italia. Diantara tokoh-tokohnya adalah
Leonardo Da Vinci, Michelangelo,
Machiavelli dan Giordanio Bruno.
Humanisme menjadi gerakan untuk kembali
melepaskan ikatan dari gereja dan
berusaha menemukan kembali sastra
Yunani atau Romawi. Diantara para
tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus,
Lorenco Vallia, Erasmus dan Thomas Morre.
Reformasi merupakan revolusi keagamaan
di Eropa Barat pada abad ke-16.para
tokohnya antara lain Jean Calvin dan
Marthin Luther.
BAB IV
FILSAFAT MODERN
Zaman modern dimulai sejak adanya
krisis zaman pertengahan selama dua abad
(abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai
dengan munculnya gerakan Renaissance.
Renaissance akan banyak memberikan
segala aspek realitas. Bermula dari Wiliam
Ockham (1925-1329), yamg
mengetengahkan via Moderena (jalan
modern) dan via antique (jalan kunao).
Akibatnya manusia didewa-dewakan,
manusia tidak lagi memusatkan pikirannya
kepada Tuhan dan surge. Dalam era
filsafat modern munculah berbagai aliran
pemikiran: Rasionalisme, Empirisme,
Idealisme, Positivisme, Evolusionis,
Materialisme, Neo-Kantianisme,
Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomologi,
Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.
a) Rasionalisme
Rasionalisme dipelopori oleh Rene
Descartes (1596 – 1650) yang
disebutsebagai Bapak filsafat modern.
Yang harus dipandang sebagai hal
yangbesar adalah apa yang jelas dan
terpilah-pilah (clear and distinctively).
Latar belakang munculnya Rasionalisme
adalah keinginan untuk membebaskan diri
dari segala pemikiran tradisional
(skolastik).
b) Empirisme
Sebagai tokohnya adalah Thomas Hobbes,
John Locke, dan David Hume. Kemudian
beranggapan bahwa pengetahuan yang
bermanfaat, pasti dan benar hanya
diperoleh lewat indra (pemimpi), dan
empirilah satu-satunya sumber
pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir
dengan nama Empirisme.
c) Kritisisme
Aliran ini muncul abad ke-18. Zaman baru
ini disebut zama pencerahan (Aufklarung).
Sebagai latar belakangnya, manusia
melihat adanya kemajuan ilmu
pengetahuan (ilmu pasti, Biologi, Filsafat
dan sejarah) telah mencapai hasil yang
menggembirakan. Isaac Newton
(1642-1727) memberikan dasar-dasar
berfikir dan menginduksikan, yaitu
pemikiran yang bertitik tolak pada gejala-
gejala dan mengembalikan kepada dasar-
dasar yang sifatnya umum. Seorang ahli
pikir Jerman, Immanuel Kant (1274-1804)
mencoba mengikuti rasionalisme, tetapi
kemudian terpengaruh oleh empirisme
(Hume). Walaupun semua pengetahuan
bersumber pada akal (Rasionalisme), tetapi
adanya pengertian timbul dari benda
(empiisme). Ibarat burung terbang harus
mempunyai sayap (rasio) dan udara
(empiri). Jadi metode berpikirnya disebut
metode kritis. Walaupun ia mendasarkan
diri pada nilai yang tinggi dari akal, tetapi
ia tidak mengingkari adanya persoalan-
persoalan yang melampaui akal.
d) Idealisme
Pelopor Idealisme J.G Fichte (1762-1814),
F.W.J Scheling (1775-1854), G.Wf Hegel
(1770-1831), Schopenhauer
(1788-1860)mereka merasa puas tentang
ilmu pengetahuan yang dibatasi secara
kristis. Artinya, gerak yang menimbulkan
tesis, kemudian menimbulkan anti tesis
(gerak yang bertentangan), kemudian
timbul sintesis yang merupakan tesis baru,
yang nantinya menimbulkan antithesis dan
seterusnya.inilah yang disebut sebagai
dialetika.
e) Positivisme
Filsafat positifisme lahir pada abad ke-19
maksud positif adalah segala gejala dan
segala yang tampak seperti apa adanya,
sebatas pengalaman-pengalaman objektif.
Beberapa tokohnya yaitu August Comte
(1798-1857), Jhon S. Mil (1806-1873),
Herbert Spencer (1820-1930).
f) Evolusionisme
Aliran ini dipelopori oleh seoran zoology
yang mempunyai poengaruh sampai saat ini
yaitu, Charles Robert Darwin (1809-1882).
Ia mendominasi pemikiran filsafat abad
ke-19. Pada tahun 1838 ia membaca
bukunya Malthus An essay on the Principle
of population. Buku tersebut memberikan
inspirasi kepada Darwin untuk membentuk
kerangka berfikir dari teorinya. Dalam
pemikirannya, ia mengajukan konsepnya
survival of the fittest dan struggle for life.
Dalam pemikirannya Darwin tidak
melahirkan system filsafat. Tetapi pada
ahli pikir berikutnya (Herbert Spencer)
berfilsafat berdasarkan pada
evolusionisme.
g) Materealisme
Seorang tokoh lagi (Matrealisme alam)
adalah Ludwig Feueurbach (1804-1872)
sebagai pengikut Hegel, mengemukakan
pendapatnya bahwa baik pengetahuan
maupun tindakan berlaku adagium, artinya
terimalah dunia yang ada, bila menolak
agama/netafisika. Dari Matrealisme
Historis/dialekis, yaitu Karl Marx
(1818-1883), nama lengkapnya Karl
Heinrich Marx. Meurut pendapatnya, tugas
seseorang filosof bukan untuk
menerangkan dunia tetapi untuk
mengubahnya. Hidup manusia ternyata
ditentukan oleh keadaan ekonomi.
h) Neo-Kantianisme
Banyak Filosof Jerman yang tidak puas
terhadap Matrealisme, Positivisme dan
Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat
kritis. Gerakan ini disebut Neo-
Kantianisme. Tokhnya antara lain Wilhelm
Windelband (1848-1915), Herman cohen
(1842-1918), paul Natrop (1854-1924),
Heinirich Reickhart (1963-1939).
i) Pragmatisme
Pragmatism berasal dari kata pragma yang
artinya guna. Maka pragmatism adalah
suatu aliran yang benar adalah apa saja
yang membuktikan dirinya sebagai yang
benar dengan akibat-akibat yang
bermanfaat secara praktis. Tokonya adalah
William james (1842-1910) lair di New
York, memperkenalkan ide-idenya tentang
pragmatism kepada dunia. Ia ahli dalam
bidang seni, psikologi, anatomi, fisiologi
dan filsafat.
j) Filsafat Hidup
Tokohnya adalah Henry bergson
(1859-1941). Pada mulanya ia belajar
matematika dan fisika, tapi ia terjun ke
dalam bidang filsafat. Pemikirannya, alam
semesta ini merupakan suatu organism
yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak
sesuai dengan implikasi logis.pemikiran
filsafat Henry Bergson ini sebagai reaksi
dari Positivisme, Matrealisme,
Subjektivisme dan Realitivisme.
k) Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata fenomena
yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang
tidak nata dan semua. Dan yang lebih
penting dalam filsafat Fenomenologi
sebagai sumber berfikir yang kristis.
Tokohnya adalah Edmud Husserl
(1839-1939), dan pengikitnya Max Scheler
(1874-1928). Pemikiranya bahwa objek/
benda harus diberi kesempatan untuk
berbicara yaitu debgan cara deskriftif
fenomenologis yang didukung oleh metode
deduktif. Tujuannya adalah untuk melihat
hakikat gejala-gejala secara intuitif.
l) Eksistensialisme
Kata Eksistensialisme berasal dari kata eks
(keluar) dan sistensi atau sisto
(menempatkan). Eksistensialisme
merupakan aliran filsafat yang memandang
berbagai gejala dengan berdasar pada
eksistensinya. Artinya, bagaiman manusia
berada (bereksistensi) dalam dunia.
Pelopornya adalah Soren Kierkegaard
(1831-1855), Mrtin Heidegger, J.P Sartre,
Karl Jaspers, Gabriel Marcel.
m) Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19, gereja
Katolik banyak menganut paham Thoisme,
yaitu aliran yang mengikuti paham Thomas
Aquinas. Kemudian, akhirnya menjadi suatu
paham Thoisme, yaitu: (1) paham yang
mengganggap ajaran (2) paham yang
mengganggap bahwa walaupun ajaran
Thomas telah sempurna, tetapi masih
terdapat hal-hal yang belum dibahas dan
ke (3) paham yang mengganggap ajaran
Thomas harus diikuti.
BAB V
FILSAFAT DEWASA INI
A. Filsafat Analitis
Tokoh aliran ini adalah Ludwig Josef Johan
Wittgenstein (1889-1951). Ilmu yang
ditekuninya adalah ilmu penerbangan yang
memerlukanstudi dasar matematika yang
mendalami.Filsafat Analitis ini berpengaruh
di Inggris dan Amerika sejak tahun1950.
Filsfat ini membahas analisis bahasa dan
analisis konsep-konsep.
B. Strukturalisme
Tokah strukturalisme adalah J. Lacan yang
lahir di Paris pada tahun 1901. Menurut
pendapatnya, kita baru menjadi pribadi
apabila kita mengabdikan diri pada
permainan bahasa. Filsafat dewasa ini juga
disebut Filsafat barat Abad ke-20. Ciri
nyaadalah desentralisasi
manusia.Desentralisasi manusia adalah
perhatian khusus terhadap bahasasebagai
subjek kenyataan kita sehingga pemikiran
filsafat sekarang inidisebut logosentris.
KESIMPULAN
1. Sejarah filsafat itu Dimulai dari Masa
Yunani, Masa Abad Pertengahan, Masa
Abad Modern dan Masa Abad Dewasa Ini
(Filsafat Abad Ke-20).
2. Periode yunani kuno ini lazim disebut
periode filsafat alam, karena pada periode
ini ditandai dengan munculnya para ahli
piker alam. Para filosof dari Yunani kuno
diantaranya adalah: Thales (625-545 SM),
Aniximandros (640-546 SM), Phytagoras
(+572-497 SM), Xenophanes (570-? SM),
Heraclitos (535-475 SM), Parmenides
(540-475 SM), Zeno (+490-430 SM),
Empedocles (490-435 SM), Anaxagoras
(+499-420 SM), Democritus (460-370 SM).
3. Periode Yunani Klasik isi oleh Socrates,
Plato (427-347 SM), Aristoteles (384-322
SM), Filsafat Hellenisme, Epicurisme,
Stoaisme, Skeptisisme, Neoplatonisme
4. Filsafat barat abad pertengahan terdiri
dari:
a. Masa Patristik dengan para filosof
yaitu: Justinus Martir, Irenaesus, Klemens,
Origenes, Gregorisu, Nissa, Tertullianus,
Diosius Arepagos, Aurelius Agustinus.
b. Masa Skolastik
c. Skolastik Awal (berlangsung dari tahun
800-1200)
d. Skolastik Puncak berlangsung dari
tahun 1200-1300)
e. Skolastik Akhir (barlangsung dari
tahun 1300-1450)
f. Skolastik Arab (Islam)
g. Masa peralihan
5. Filsafat dewasa ini terdiri dari:
a. Filsafat Analitis
b. Strukturalisme